Biji Pepaya: Manfaat dan Efek Samping

Biji Pepaya: Manfaat dan Efek Samping

Kebanyakan orang menganggap bahwa biji pepaya tidak dapat dimakan. Biji pepaya tersebut dibuang begitu saja. Faktanya, biji pepaya dapat dimakan sepenuhnya dan juga penuh nutrisi.

Jika ada yang mengatakan bahwa biji pepaya kurang baik bagi kesehatan, itu memang benar. Jika dikonsumsi secara berlebihan, biji pepaya memang membahayakan kesehatan. Namun, dalam jumlah yang cukup, biji pepaya sangat bermanfaat, di antaranya dapat mencegah kanker dan kontrasepsi alami.

Informasi Gizi

Biji pepaya merupakan sumber nutrisi yang sangat baik, seperti fosfor, kalsium, magnesium, serat, protein, dan antioksidan [1]. Kandungan lemaknya termasuk tinggi dan mengandung asam lemak tak jenuh tunggal termasuk asam oleat. Biji pepaya juga mengandung zat besi.

Berdasarkan penelitian oleh Godson E. Nwofia, Philippa. C. Ojimelukwe dan Chinyere pada tahun 2012 [2], komposisi nutrisi 100 gram biji pepaya (pepaya merah lonjong) adalah sebagai berikut:
  • 2,63 persen protein
  • 43,61 persen karbohidrat
  • 46,76 mg kalsium
  • 10,40 mg kalsium magnesium
  • 241,50 mg fosfor
  • 11,73 mg vitamin C
  • 0,26 mg niacin
  • 0,05 mg tiamin
  • 0,05 mg riboflavin
  • 65,64 IU beta-karoten

Manfaat Luar Biasa Biji Pepaya


1. Mencegah Kanker

Salah satu bahan yang ditemukan dalam biji pepaya adalah benzyl glukosinolat. Bahan ini dikenal dapat mencegah penyebaran sel kanker dan menghambat aktivitasnya [3].

Penemuan ini merupakan hal penting dan menarik dari biji pepaya. Ekstrak biji pepaya juga dipelajari secara ekstensif dan digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker di masa sekarang.

Komponen antioksidan yang terkandung dalam biji pepaya juga bisa dijadikan sebagai antikanker. Sebuah tes menemukan bahwa biji pepaya yang berwarna hitam bisa menurunkan inflamasi dan melawan perkembangan sel kanker.

Sementara itu pada tes berbeda, biji pepaya efektif mengurangi pertumbuhan sel kanker prostat. Studi-studi ini memberikan hasil menjanjikan meski masih diperlukan studi lanjutan.

2. Mengurangi Peradangan

Peradangan bisa dikatakan sebagai penyebab utama berbagai penyakit, seperti kanker dan diabetes. Penelitian telah menemukan bahwa phytochemical yang diekstrak dari biji pepaya dapat mengurangi peradangan, sehingga mengurangi kemungkinan penyakit [4].

3. Menghambat Pertumbuhan Bakteri dan Patogen Lainnya

Biji pepaya dikenal memiliki kekuatan antibakteri yang kuat, yang dapat mencegah infeksi bakteri menyebar di dalam tubuh [5]. Biji pepaya juga mengandung 'carpaine' alkaloid yang membuat suasana usus menjadi basa serta membunuh amoeba, parasit, dan cacing.

Minum ekstrak biji pepaya kering bersama dengan madu ternyata juga efektif untuk membunuh parasit yang bersarang di usus sehingga melancarkan kerja usus.

4. Mencegah Tubuh dari Stres Oksidatif

Jus biji pepaya efisien dalam menghambat efek radikal bebas dalam tubuh kita dan mencegahnya dari stres oksidatif dan kerusakan [6].

5. Menyembuhkan Sirosis Hati

Manfaat biji pepaya dalam menyembuhkan hati tidak perlu dipertanyakan lagi. Bahkan sebuah studi sudah membuktikan bahwa mengonsumsi biji pepaya yang sudah dihancurkan dan dicampur dengan jus lemon dapat menyembuhkan penyakit sirosis hati atau kerusakan hati kronis.

Sirosis hati merupakan penyakit yang terlihat dari penyusutan hati akibat konsumsi alkohol berlebihan. Dengan mengonsumsi biji pepaya yang telah dihancurkan dicampur dengan jus lemon sebanyak dua kali sehari, dapat membantu menyembuhkan penyakit tersebut.

Biji pepaya merupakan agen yang dapat membersihkan racun yang terdapat pada organ hati. Dengan mengonsumsi beberapa butir biji pepaya secara rutin setiap harinya, organ hati menjadi bersih.

Biji pepaya mengandung nutrisi penting yang membantu mendetoksifikasi hati dan mengobati sirosis hati [7]. Sekitar 5-6 biji pepaya bisa ditumbuk untuk dijadikan jus. Mengonsumsinya setiap hari akan membantu dalam detoksifikasi hati.

6. Melindungi Fungsi Ginjal

Ginjal memainkan peranan penting bagi tubuh sebagai 'mesin pembuang' racun dan kelebihan cairan tubuh. Sebuah penelitian menemukan bahwa konsumsi biji pepaya dapat melindungi dan meningkatkan kesehatan ginjal.

Studi pada hewan membuktikan bahwa ekstrak biji pepaya membantu mencegah kerusakan ginjal pada tikus. Menurut penelitian yang dimuat dalam African Health Sciences, tikus yang diberikan ekstrak biji pepaya memiliki ginjal yang terhindar dari kerusakan akibat paracetamol.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian lain dalam Journal Molecules, yang menyebutkan bahwa kandungan tinggi antioksidan dalam biji pepaya bisa menghambat kerusakan sel-sel ginjal sehingga menjaga kesehatannya.

7. Melancarkan Pencernaan

Tak hanya buahnya, biji pepaya pun bermanfaat untuk melancarkan pencernaan. Kandungan seratnya membuat proses pencernaan lancar hingga proses sekresi. Konstipasi pun bisa dicegah.

Studi menunjukkan bahwa ekstrak biji pepaya sangat efektif dalam membunuh E. coli, Salmonella, Staphylococcus, dan infeksi bakteri lainnya dalam sistem pencernaan. Studi yang sama menyebutkan bahwa ekstrak biji pepaya efektif mencegah tukak lambung.

8. Mengatasi Jerawat

Tak perlu menggunakan obat-obatan kimia, biji pepaya ternyata juga dapat membantu mengatasi jerawat. Namun harus dipadukan dengan daun pepaya agar lebih berkhasiat.

Buat pasta dari biji dan daun pepaya. Oleskan pasta tersebut pada jerawat. Biarkan selama kurang lebih 15 menit lalu bilas. Pastikan tak ada sisa pasta pada kulit. Pasta biji dan daun pepaya membantu memperbaiki jaringan kulit yang mengalami jerawat.

9. Detoksifikasi tubuh

Detoksifikasi adalah proses membersihkan tubuh dari toksin atau racun. Biji pepaya mengandung komponen antibacterial dan antioksidan yang mengusir racun-racun dari dalam tubuh.

10. Kontrasepsi alami

Baik untuk pria atau wanita, biji pepaya merupakan kontrasepsi alami yang bebas efek samping. Tak heran bila selama berabad-abad lamanya, pria maupun wanita di India dan Asia Tenggara selalu menggunakan buah pepaya dan bijinya untuk mengontrol kesuburan.

Untuk itu, bagi wanita yang sedang ataupun ingin segera hamil, ada baiknya tidak mengonsumsi biji pepaya. Larangan serupa juga berlaku untuk ibu menyusui karena sifat anti-parasit dalam biji pepaya cukup kuat sehingga bisa melukai saluran cerna buah hati yang masih kecil.

Sedangkan untuk kaum pria, mengonsumsi 1 sendok teh biji pepaya setiap hari selama 3 bulan bisa mengurangi produksi sperma secara signifikan, tanpa memengaruhi libido.

Untungnya dampak di atas bersifat sementara. Begitu konsumsi biji pepaya dihentikan, maka kesuburan seseorang akan kembali normal.

Efek Samping Mengonsumsi Biji Pepaya

Efek samping mengonsumsi biji pepaya hanya terjadi jika biji pepaya dikonsumsi secara berlebihan. Ibarat minum obat, jika diminum sesuai takaran akan menyembuhkan, tetapi jika berlebihan akan menjadi racun.

1. Iritasi Perut

Pepaya mengandung beberapa senyawa yang dapat mengganggu perut jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih. Senyawa-senyawa ini selanjutnya dapat merusak lapisan dalam perut dan meningkatkan keasaman. Ketika senyawa-senyawa ini mencapai usus dalam jumlah yang terkonsentrasi maka senyawa-senyawa tersebut dapat menyebabkan gangguan fungsi usus [8].

2. Menyebabkan Keguguran

Biji pepaya harus dikonsumsi dalam jumlah yang sangat terbatas selama kehamilan. Bahan aktif yang ada dalam biji pepaya, yang disebut benzyl isothiocyanate, dapat menyebabkan kontraksi prematur, yang kemungkinan besar menyebabkan persalinan dini [9]. Mengonsumsi biji sejak awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran juga.

3. Menyebabkan Kerusakan pada Dinding Rahim

Penelitian telah menemukan bahwa phytochemical aktif yang ada dalam biji pepaya dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada dinding rahim wanita [10]. Hal ini juga diketahui berkontribusi pada siklus menstruasi yang tidak teratur, sehingga cukup sulit untuk hamil.

4. Mengurangi Kesuburan pada Pria

Konsumsi biji pepaya secara teratur diketahui menghambat produksi sperma pada pria dan mengakibatkan infertilitas atau ketidaksuburan [11]. Meskipun dapat digunakan sebagai kontrasepsi alami, kebanyakan orang tidak mengetahui mengenai jumlah biji pepaya yang aman untuk dikonsumsi.

5. Menyebabkan Alergi

Serbuk sari pepaya dan bijinya diketahui mengandung biokimia yang dapat menyebabkan alergi pada individu [12]. Penderita asma lebih rentan terhadap gejolak ini. Gejala-gejala dari reaksi alergi tersebut adalah pembengkakan pada wajah atau sensasi gatal di tenggorokan.

6. Memiliki Kualitas Pengencer Darah

Enzim yang umum ditemukan dalam biji pepaya adalah papain. Enzim ini memiliki sifat pengencer darah [13]. Hal ini berbahaya bagi orang yang sudah menggunakan obat pengencer darah.

Penipisan darah yang tidak perlu dapat menyebabkan kehilangan darah berlebih bahkan melalui luka atau memar. Pada akhirnya dapat memiliki efek buruk pada fungsi jantung.

7. Menyebabkan Perubahan Warna Kulit

Tingginya kadar karoten yang ditemukan dalam biji pepaya dapat menyebabkan perubahan warna kulit, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih [14]. Kondisi ini disebut karotenemia yang menyebabkan pigmentasi kuning-oranye pada kulit. Meskipun kondisinya tidak berbahaya, namun seringkali dikacaukan dengan penyakit kuning.

8. Meningkatkan Tingkat Toksisitas dalam kandung kemih

Benzyl isothiocyanate yang ada dalam biji pepaya diketahui memiliki efek toksik pada kandung kemih [15]. Ini dapat memiliki efek langsung pada fungsi normal organ dan dapat memiliki efek jangka panjang yang merusak kesehatan kita.

9. Menyebabkan Kerusakan DNA

Bahan aktif dari biji pepaya bisa sangat berbahaya bagi sel-sel DNA halus tubuh kita [16]. Faktanya, bahkan dapat menyebabkan perubahan dalam struktur DNA sel, yang bisa sangat beracun dalam jangka panjang.

10. Membahayakan Janin

Papaine, bahan aktif yang ditemukan dalam biji pepaya, dapat sangat berbahaya bagi janin jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih. Ini dapat menyebabkan kerusakan janin atau bahkan embriotoksisitas [17]. Karena itu, ibu hamil disarankan untuk menjauhi mengonsumsi biji pepaya.

Cara Mengekstrak dan Menyimpan Biji Pepaya dengan Benar

Membeli biji buah dari toko bisa sangat mahal. Lebih baik mengekstraknya dan menyimpannya di rumah.

Biji pepaya yang masih basah dapat dikikis, dikeringkan. Setelah kering, disimpan dalam toples kedap udara. Pastikan biji pepaya tidak memiliki kadar air di dalamnya sebelum disimpan.

Agar lebih tahan lama, biji pepaya bisa dibukukan atau disimpan dalam freezer kulkas. Dengan cara ini, biji pepaya bisa bertahan selama berbulan-bulan. Jangan lupa untuk mencairkannya sebelum dikonsumsi.

Bagaimana Cara Mengonsumsi Biji Pepaya

Berapa banyak biji pepaya yang dianggap aman untuk dikonsumsi? Nah, satu sendok teh kecil biji pepaya bisa dikonsumsi setiap hari. Jangan lupa konsultasikan dengan ahli gizi jika sedang menggunakan obat-obatan karena dapat mengganggu fungsinya.

Ada banyak cara untuk menggunakan biji pepaya. Metode paling populer untuk mengonsumsi biji pepaya adalah dalam bentuk bubuk. Biji pepaya kering dapat ditumbuk menjadi bubuk halus dan digunakan untuk salad. Bahkan bubuk biji pepaya bisa ditaburkan ke dalam minuman. Boleh juga berkreasi sendiri sesuai keinginan.

Menambahkan bubuk biji pepaya ke dalam sup, telur, atau sereal pagi hari bisa juga dilakukan. Namun, disarankan untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsinya.

Mengetahui jumlah yang aman akan membuat Anda menikmati manfaat luar biasa yang ditawarkan biji pepaya, tanpa khawatir akan banyak efek samping.

Baca juga:
8 Manfaat Biji Mangga yang Mengejutkan
Manfaat Luar Biasa dari Biji Nangka
Khasiat Biji Semangka

Demikian berbagi informasi tentang manfaat dan efek samping biji pepaya. Semoga bermanfaat.




[1]Marfo, E. K., Oke, O. L., & Afolabi, O. A. (1986). Some studies on the proteins of Carica papaya seeds.Food chemistry,22(4), 267-277.
[2]Nwofia, G. E., Ojimelukwe, P., & Eji, C. (2012). Chemical composition of leaves, fruit pulp and seeds in some Carica papaya (L) morphotypes.International Journal of Medicinal and Aromatic Plants,2(1), 200-206.
[3]Nguyen, T. T., Shaw, P. N., Parat, M. O., & Hewavitharana, A. K. (2013). Anticancer activity of C arica papaya: A review.Molecular nutrition & food research,57(1), 153-164.
[4]Otsuki, N., Dang, N. H., Kumagai, E., Kondo, A., Iwata, S., & Morimoto, C. (2010). Aqueous extract of Carica papaya leaves exhibits anti-tumor activity and immunomodulatory effects.Journal of ethnopharmacology,127(3), 760-767.
[5]Dawkins, G., Hewitt, H., Wint, Y., Obiefuna, P. C., & Wint, B. (2003). Antibacterial effects of Carica papaya fruit on common wound organisms.The West Indian Medical Journal,52(4), 290-292.
[6]Mason, R. P. (2004). Using anti-5, 5-dimethyl-1-pyrroline N-oxide (anti-DMPO) to detect protein radicals in time and space with immuno-spin trapping.Free Radical Biology and Medicine,36(10), 1214-1223.
[7]Kolrep, F., Hessel, S., These, A., Ehlers, A., Rein, K., & Lampen, A. (2016). Differences in metabolism of the marine biotoxin okadaic acid by human and rat cytochrome P450 monooxygenases.Archives of toxicology,90(8), 2025-2036.
[8]Adebiyi, A., Adaikan, P. G., & Prasad, R. N. V. (2003). Tocolytic and toxic activity of papaya seed extract on isolated rat uterus.Life sciences,74(5), 581-592.
[9]Wilson, R. K., Kwan, T. K., Kwan, C. Y., & Sorger, G. J. (2002). Effects of papaya seed extract and benzyl isothiocyanate on vascular contraction.Life Sciences,71(5), 497-507.
[10]Adebiyi, A., Adaikan, P. G., & Prasad, R. N. V. (2004). Effect of benzyl isothiocyanate on spontaneous and induced force of rat uterine contraction.Pharmacological research,49(5), 415-422.
[11]Shrivastava, S., Ansari, A. S., & Lohiya, N. K. (2011). Fertility, developmental toxicity and teratogenicity in albino rats treated with methanol sub-fraction of Carica papaya seeds.Indian journal of pharmacology,43(4), 419.
[12]Sarkar, M. B., Sircar, G., Ghosh, N., Das, A. K., Jana, K., Dasgupta, A., & Bhattacharya, S. G. (2018). Cari p 1, a Novel Polygalacturonase Allergen from Papaya Acting as Respiratory and Food Sensitizer.Frontiers in plant science,9.
[13]Griffiths, H. L., Kumpel, B. M., Elson, C. J., & Hadley, A. G. (1994). The functional activity of human monocytes passively sensitized with monoclonal anti-D suggests a novel role for Fc gamma RI in the immune destruction of blood cells.Immunology,83(3), 370.
[14]Sale, T. A., & Stratman, E. (2004). Carotenemia associated with green bean ingestion.Pediatric dermatology,21(6), 657-659.
[15]Tang, L., Li, G., Song, L., & Zhang, Y. (2006). The principal urinary metabolites of dietary isothiocyanates, N-acetylcysteine conjugates, elicit the same anti-proliferative response as their parent compounds in human bladder cancer cells.Anti-cancer drugs,17(3), 297-305.
[16]Freitas, F. F. B. P., Fernandes, H. B., Piauilino, C. A., Pereira, S. S., Carvalho, K. I. M., Chaves, M. H., ... & Oliveira, F. A. (2011). Gastroprotective activity of Zanthoxylum rhoifolium Lam. in animal models.Journal of ethnopharmacology,137(1), 700-708.
[17]Soysal, H., Unur, E., Düzler, A., Karaca, Ö., & Ekinci, N. (2011). Effects of intraperitoneal administration of the phenytoin on the skeletal system of rat fetus.Seizure,20(3), 187-193.

No comments:

Post a Comment

Maaf, komentar yang tidak berhubungan dengan isi artikel, banyak mengandung singkatan kata, atau mengandung link aktif, tidak kami tayangkan.

Komentar Anda akan kami moderasi sebelum kami tayangkan. Centang 'Notify me' agar Anda mendapat pemberitahuan lewat email bahwa komentar Anda sudah ditayangkan.